Heart, Mom, and Me
“Love your parents. We are so
busy growing up. We often forget they are alson growing old” from RT tweet’s
[at]aMrazing.
Ketika gue kepoin ini pict, gue
tiba-tiba kaya ketampar. Tuhan, am I doing this since I entering high school?. God
don’t answer it. But, my brain and also my heart.
Seketika ingatan gue flashback ke
semua ocehan mama tentang pulang malem, jarang di rumah, terlalu sibuk, terlalu
cuek, dan gue yang pemalas. Setelah gue pikir-pikir lagi, ya benar gue terlalu sibuk
tumbuh menjadi dewasa, sedangkan orang tua gue mereka juga menua seiring
berjalannya waktu.
Makin tua memang makin bijaksana.
Tapi ketika tua itu memasuki kepala 4 ke atas, kadang kebijaksanaan itu
tertutup oleh kecemasan yang berlebihan. Mungkin itulah yang bisa gue simpulkan
dari tindakan mama.
Suatu saat gue akan sangat
berterima kasih sama mama yang selalu rewel dan mungkin gue cuma akan tersenyum
tipis membaca posting ini.
Tapi mama…
Ternyata tumbuh dewasa itu sangat
memuakan.
Mama, dunia ini gak seindah masa
kecil ya?
Realita itu panggung terhebat
sepanjang masa ya ma.
Dan merasakan segala perasaan
sedih itu sangat menyesakan.
Mama, apakah ada saat ketika ‘pendewasaan’
berhenti dan manusia resmi sepenuhnya menjadi ‘dewasa’?
Kalau saat itu ada, aku memilih
untuk langsung ada disaat itu ma, sepertinya aku rela meloncat umur-umur ‘berharga’
demi mencapai saat itu.
Karena, aku bisa lebih banyak
waktu untuk mama, hati aku bisa lebih ikhlas mendengar, melihat, dan bersama
mamah. Aku gak perlu berpura-pura untuk antusias dan sekedar menanggapi dengan
basa-basi.
Komentar
Posting Komentar