Kangen Ilusi
9 lewat 12 WIB, dan gue berada di Green House rumah Maja. Kita berdua duduk, terdiam dalam hening dan temaramnya malam. Suara sekumpulan anak-anak yang bermain gitar dan bernyanyi ria adalah satu-satunya sumber suara terkeras di antara gue dan Maja. Gue melamun, dan gak sadar bicara ’Lo tau gak, kenapa dulu gue sangat kontra sama yg namanya pacaran?’. Maja cuman diem, tatapannya lurus. Tapi gue tau, telinga dan pikiran Maja sangat siap mendengar dan mencerna kata-kata gue selanjutnya. Maka, gue terus berbicara ‘Karena ketika lo ‘jatuh’ cinta, lo.. lo bakal sama halnya kaya jatuh dari motor atau jatuh dari ketinggian. Lo bakal jatuh ke zona nyaman, ketika lo menikmati menunggu orang yg bakal nolong lo, lo menikmati sakitnya luka lo diobati, dan menikmati care-nya orang-orang yg menolong lo. Tapi ketika lo terlalu lama duduk diam dalam sakitnya luka, dan lo pengin berdiri untuk sekedar jalan, tapi ngga bisa, lo bakal menggerutu. Pengin cepet sembuh lukanya. Jatuh cinta pun sam...